Dalam era digital saat ini, komunikasi melalui email telah menjadi bagian integral dari kehidupan bisnis dan pribadi. Namun, terkadang pesan-pesan penting yang dikirimkan tidak sampai ke tujuan karena mengalami apa yang disebut sebagai email bounce.
Apakah kamu sudah memahami konsep ini secara mendalam? Mengirimkan newsletter melalui pemasaran email adalah cara yang efektif bagi para pemasar untuk membangun hubungan dengan pelanggan serta mempromosikan produk secara rinci.
Namun, dalam proses ini terdapat tantangan, dan salah satu masalah serius yang bisa muncul adalah terjadinya bounce email. Mari kita eksplorasi lebih dalam mengenai konsep email bounce, mengapa ini terjadi, dan bagaimana cara mengatasinya.
Apa itu Email Bounce?
Email bounce adalah istilah yang digunakan dalam komunikasi melalui email untuk menggambarkan situasi di mana pesan email yang dikirimkan oleh seseorang tidak dapat dikirimkan dengan sukses ke penerima yang dituju. Dalam situasi ini, pesan email “memantul” kembali kepada pengirim dengan pesan kesalahan yang menjelaskan mengapa pengiriman gagal dilakukan.
Fenomena ini memiliki dampak negatif terhadap usaha pemasaran melalui email yang tengah kamu jalankan. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa semakin tinggi tingkat “bounce” semakin besar kemungkinan penyedia layanan email membatasi kemampuanmu untuk mengirim surat elektronik di masa depan. Hal ini dikarenakan daftar email berisi alamat-alamat yang tidak valid, yang terbukti oleh tingkat pantulan surat yang tinggi.
Mengapa Email Bounce Bisa Terjadi?
Email bounce dapat terjadi karena berbagai alasan baik itu kesalahan teknis, masalah pada penerima, atau kesalahan pada pengirim. Jika alamat email yang dituju salah ketik, tidak ada atau tidak valid, server penerima akan menolak pesan email dan mengembalikan bounce. Jika domain (bagian setelah simbol “@” dalam alamat email) tidak terdaftar atau tidak valid server penerima akan menolak pesan email.
Jika kotak surat penerima sudah penuh, email tidak dapat diterima dan akan menghasilkan bounce. Server penerima mungkin mengalami masalah sementara seperti kelebihan beban atau pemeliharaan yang menyebabkan email bouncing. Jika ukuran pesan email melebihi batas yang diizinkan oleh server penerima, pesan tersebut akan ditolak dan memantulkan bounce.
Jika pesan diidentifikasi sebagai spam atau upaya phishing oleh algoritma atau filter keamanan server penerima, pesan tersebut akan ditolak. Jika server penerima tidak merespons permintaan pengiriman email, pesan dapat memantulkan bounce. Jika server penerima memiliki pengirim dalam daftar hitam (blacklist), pesan dari pengirim tersebut akan ditolak.
Baca Juga: 6 Manfaat, Jenis dan Cara Menggunakan Email Analytics
Konfigurasi DNS (Domain Name System) atau SPF (Sender Policy Framework) yang tidak tepat pada sisi pengirim dapat menyebabkan bounced. Jika server penerima mengenali domain atau IP sebagai sumber spam pesan dapat ditolak. Pesan email yang tidak mematuhi standar format atau memiliki masalah teknis dapat memantulkan bounced. Jika penerima secara aktif telah memblokir alamat pengirim, pesan Anda akan ditolak.
Memahami penyebab-penyebab ini dapat membantu mengambil langkah-langkah untuk mencegah email bounced dan menjaga reputasi pengiriman email yang baik. Pastikan untuk terus memeriksa bounce rate dan melakukan perbaikan jika diperlukan untuk memastikan pesan-pesan sampai dengan sukses kepada penerima yang dituju.
Jenis-jenis Email Bounce
Bounce email dapat dikelompokkan menjadi dua jenis utama yaitu Hard Bounce dan Soft Bounce. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang kedua jenis bounced ini:
1. Hard Bounce
Hard bounce terjadi ketika pesan email tidak dapat dikirimkan secara permanen ke alamat penerima yang dituju. Ini biasanya disebabkan oleh masalah yang lebih mendasar seperti alamat email yang salah atau domain penerima yang tidak valid. Beberapa penyebab umum hard bounce meliputi:
- Alamat email penerima tidak valid atau salah ketik
- Domain penerima tidak valid atau tidak ada
- Server penerima menolak pesan karena alasan keamanan
- Server penerima mengidentifikasi email sebagai spam atau phising
2. Soft BounceĀ
Soft bounce terjadi ketika pesan email tidak dapat dikirimkan sementara waktu ke alamat penerima yang dituju. Ini mungkin terjadi karena masalah sementara pada sisi penerima atau penyebab lain yang bersifat sementara. Beberapa penyebab umum soft bounce meliputi:
- Kotak surat penerima penuh
- Server penerima mengalami masalah sementara.
- Ukuran pesan email melebihi batas yang diizinkan oleh server penerima
- Email terlalu besar atau memiliki lampiran yang besar
Penting untuk mengatasi bounced email, terutama hard bounce, karena terus mengirim pesan ke alamat yang tidak valid atau domain yang tidak valid dapat merugikan reputasi pengiriman email. Hal ini dapat menyebabkan server email menganggap sebagai pengirim spam dan dapat mempengaruhi kemampuan untuk mengirim email yang sah dan penting di masa depan.
Untuk mengatasi bounce email, pastikan bahwa daftar alamat email tetap mutakhir dan valid. Selalu perbarui alamat yang tidak valid dan hindari mengirim email ke alamat yang sering memantulkan pesan. Jika terus menghadapi masalah bounced yang signifikan, bisa jadi perlu untuk memeriksa konfigurasi server pengiriman email dan mengambil langkah-langkah untuk memperbaikinya.
Cara Mengatasi Email Bounce
Mengatasi email bounced memerlukan pemahaman tentang penyebabnya dan tindakan yang tepat untuk diambil. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil:
1. Perbarui Daftar EmailĀ
Pastikan bahwa daftar email selalu mutakhir dan hanya berisi alamat email yang valid. Hapus alamat yang tidak aktif atau tidak valid secara teratur. Implementasikan metode double opt-in saat seseorang mendaftar untuk menerima email, ini memungkinkan penerima untuk mengkonfirmasi langganan mereka sebelum mereka ditambahkan ke daftar.
2. Gunakan Format HTML yang Benar
Pastikan bahwa pesan email memiliki format HTML yang benar. Pesan yang rusak atau tidak terstruktur dengan baik dapat menyebabkan email bouncing. Gunakan judul dan isi pesan email yang menghindari kata-kata yang umumnya dikaitkan dengan spam. Hal ini membantu mengurangi kemungkinan pesan ditandai sebagai spam oleh server penerima.
3. Pantau Bounce Rate
Pantau bounce rate secara rutin. Jika melihat peningkatan yang signifikan, tindak lanjuti dengan memeriksa alasan di balik bounce dan mengambil tindakan yang sesuai. Pastikan tautan dan gambar dalam pesan valid dan mengarah ke tujuan yang benar, tautan yang rusak atau salah alamat dapat menyebabkan email bounced.
4. Gunakan Layanan Verifikasi Email
Pertimbangkan menggunakan layanan pihak ketiga yang dapat memverifikasi keaslian alamat email dalam daftar, membantu mengurangi bounce rate. Menggunakan subdomain sendiri untuk mengirimkan email dapat meningkatkan reputasi pengiriman dan mengurangi kemungkinan diblokir oleh server penerima.
5. Pantau Pesan Bounce
Jika menerima pesan bounce bacalah pesan kesalahan dengan cermat. Pesan tersebut akan memberikan petunjuk tentang alasan spesifik di balik bounced. Jika merasa alamat email penerima valid tetapi mengalami bounce, coba hubungi penerima secara manual untuk memastikan alamatnya benar. Pertimbangkan menggunakan layanan pengiriman email yang handal dan memiliki reputasi baik dalam mengelola bounce dan memastikan pengiriman yang sukses.
Dengan mengambil langkah-langkah ini, dapat mengurangi jumlah email bounced dan memastikan pesan-pesan sampai dengan sukses ke penerima yang dituju. Jaga reputasi pengiriman email dengan tetap mengikuti praktik terbaik dalam komunikasi melalui email. Semoga artikel ini bermanfaat dan terimakasih.