Minimum Viable Product merupakan istilah strategi yang digunakan pada pendirian bisnis rintisan guna meminimalisir kegagalan. Di pasaran sendiri banyak contoh minimum viable product yang menjadi bukti jika penerapan strategi ini sangat penting agar bisnis tak mudah tumbang.
Nah bagi Anda yang belum paham apakah Minimum Viable Product itu, serta apa saja contoh minimum viable product bisa ikuti uraian penjelasannya pada artikel di bawah ini.
Sejarah & Pengertian Minimum Viable Product
Istilah Minimum Viable Product yang umumnya disingkat sebagai MVP ini dipopulerkan oleh Eric Ries di tahun 2009. Di dalam buku yang berjudul Lean Startup Movement, Ries menyatakan jika strategi ini bermanfaat sebagai validasi dari dugaan atas kebutuhan pelanggan.
Kemudian satu tahun kemudian, tepatnya di 2010, Steve Blank juga ikut mempopulerkan istilah MVP ini. Lantas apakah arti dari Minimum Viable Product itu sebenarnya?
Minimum Viable Product adalah sebuah versi minim dari bisnis rintisan baru yang mana didalamnya hanya ada beberapa fitur sederhana. Penambahan fitur secara bertahap akan dilakukan apabila bisnis ternyata mendapat respon positif dari pasar.
Hal tersebut dilakukan secara berkesinambungan hingga akhirnya bisnis rintisan tersebut akan memiliki bentuk sebagaimana rancangan awal bisnis dibuat.
Tentunya dengan mengaplikasikan strategi ini maka besarnya kerugian akan dapat diminimalisir jika bisnis tak mampu sukses di pasaran. Selain itu, penambahan fitur bisnis secara bertahap juga akan memudahkan pebisnis dalam mengatur perputaran modal awalnya.
Manfaat Penerapan Minimum Viable Product
Berikut beberapa manfaat penerapan Minimum Viable Product yang akan dirasakan oleh pemilik bisnis rintisan baru, yaitu:
1. Membuka Lebar Peluang Inovasi
Banyak orang yang ingin membangun bisnis baru. Akan tetapi banyak juga yang mengurungkan niatnya karena memiliki keterbatasan modal. Maka munculnya strategi Minimum Viable Product dapat menjadi angin segar bagi penciptaan berbagai inovasi bisnis.
Sebab para pemilik ide bisnis dapat membangun rancangan bisnisnya dari bentuk yang paling sederhana terlebih dahulu sembari melakukan tes pasar. Tentunya semakin sederhana rancangan sebuah bisnis maka akan semakin minim juga modal dasar yang dibutuhkan bukan?
2. Mampu Mengoptimalkan Sumber Daya
Sebagaimana penyediaan modal, sebuah bisnis identik juga dengan kepemilikan atas sumber daya yang optimal. Namun penemuan strategi Minimum Viable Product mampu mematahkan anggapan tersebut.
Buktinya banyak contoh minimum viable product yang ternyata mampu sukses di pasaran hingga saat ini meski memulai dengan sumber daya terbatas.
3. Fokus Pada Kelebihan & Kekurangan
Pengembangan bisnis rintisan baru dengan menerapkan Minimum Viable Product akan membuat pemilik bisnis fokus pada kelebihan dan kekurangan yang ada. Sebab fitur bisnis yang ditangani dalam satu waktu tak terlalu banyak.
Tentunya setelah melakukan perbaikan dan penyempurnaan sesuai kebutuhan pasar, pemilik bisnis akan dapat menambahkan fitur tambahan baru.
4. Memudahkan Terciptanya Kebijakan Baru
Lahirnya sebuah rintisan bisnis baru tentu membutuhkan pembuatan perizinan dari pemerintah. Proses ini dapat dipersingkat jika sebuah bisnis baru menggunakan strategi Minimum Viable Product.
Sebab pendirian rancangan bisnis akan memakan waktu yang jauh lebih lama jika harus menunggu bisnis baru terbentuk sesuai rancangan awal.
5. Memudahkan Proses Pengembangan Product
Penggunaan strategi Minimum Viable Product akan membuat perusahaan lebih fokus dalam mengembangkan produk berdasarkan feedback dari konsumen pemakainya.
Hal ini tentu akan jauh lebih efektif dalam mencapai tujuan utama pendirian bisnis yaitu melakukan validasi atas kebutuhan pelanggan.
6. Sebagai Strategi Bisnis yang Berkesinambungan
Strategi Minimum Viable Product dapat menjadi strategi yang berkesinambungan di setiap periode pengembangan bisnis. Karena strategi ini sangat fleksibel dan tidak bersifat sekali pakai saja.
Pada setiap tahap penambahan fitur bisnis baru, Minimum Viable Product dapat digunakan hingga fitur tersebut mendapatkan validasi atas kebutuhan pasar. Hal tersebut dapat dilakukan secara terus menerus pada setiap siklus bisnis yang terjadi.
7. Mempercepat Akuisisi Pelanggan
Artinya bisa jadi sebuah bisnis rintisan baru belum memiliki fitur yang lengkap. Akan tetapi pemilik bisnis memiliki waktu yang cukup untuk menyempurnakan fitur yang ada agar sesuai dengan kebutuhan pelanggannya.
Tentu saja fitur bisnis yang sesuai dengan kebutuhan akan mampu membuat banyak pelanggan tertarik menggunakannya meski fitur yang tersedia masih terbatas. Sehingga ketika bisnis rintisan melakukan pengembangan, sejumlah pelanggan telah menjadi konsumen loyalnya.
Contoh Penerapan Sukses Strategi Minimum Viable Product
Dari uraian di atas sekarang Anda pasti telah paham jika penerapan strategi Minimum Viable Product ini sangat membantu pendirian rintisan bisnis baru. Nah di bawah ini ada beberapa contoh minimum viable product yang telah meraih sukses karena penerapan strategi tersebut.
1. Airbnb
Contoh minimum viable product yang pertama adalah Airbnb yang dirintis oleh Joe Gebbia, Brian Chesky serta Nathan Blecharczyk. Bisnis rintisan ketiga anak muda ini berawal dari Brian Chesky dan Joe Gebbia yang kesulitan membayar biaya apartemennya.
Kemudian saat terjadi Konferensi Desain Amerika di tahun 2007, banyak kamar hotel di San Fransisco yang penuh. Hal ini kemudian menimbulkan ide untuk memulai bisnis penginapan dengan mengajak Nathan Blecharczyk untuk bergabung.
Modal awal bisnis mereka hanya menggunakan kasur angin yang dilengkapi dengan menyediakan sarapan demi menarik minat pasar.
2. Amazon
Contoh minimum viable product yang kedua adalah Amazon yang berawal dari kegiatan pembelian buku dari distributor oleh Jeff Bezos.
Buku-buku tersebut kemudian dikirimkannya kepada pelanggan yang memesan buku kepadanya. Ternyata berawal dari kegiatan bisnis yang sederhana tersebut, Jeff Bezos kemudian mampu membeli sebuah gudang dan mendirikan Amazon.
Setelah itu dengan menggunakan strategi Minimum Viable Product, Bezos pun melakukan perbaikan secara bertahap pada fitur bisnis miliknya hingga sebesar sekarang.
3. Facebook
Media sosial Facebook juga merupakan salah satu Contoh minimum viable product yang tumbuh besar dan sukses hingga saat ini. MVP Facebook ini berawal dari sebuah media sosial yang kala itu hanya digunakan oleh mahasiswa di lingkungan Harvard University.
Kemudian seiring dengan berjalannya waktu, Mark Zuckerberg selaku pemilik ide mulai melakukan pembaharuan sedikit demi sedikit pada fiturnya. Berbagai tahap pembaharuan itulah yang menjadikan facebook memiliki berbagai fitur yang sangat komplit
4. Spotify
Yang keempat terdapat Spotify yang juga merupakan Contoh minimum viable product yang sukses. Perjalanan Spotify dimulai tahun 2006 setelah Martin Lorentzon dan Daniel Ek memiliki ide untuk membuat platform penyedia layanan streaming musik.
Platform ini awalnya didirikan karena keprihatinan atas maraknya kegiatan pembajakan musik, yang mana saat itu banyak orang merekam musik secara ilegal.
Pada awal pembuatannya spotify hanya memiliki satu fitur streaming musik. Kemudian platform ini pun berkembang sedikit demi sedikit dengan penerapan strategi bisnis MVP.
5. X (ex – Twitter)
Media Sosial Twitter yang saat ini telah berganti nama menjadi X juga merupakan Contoh minimum viable product. MVP bisnis ini berasal dari platform sederhana yang menjadi alat komunikasi antara karyawan Odeo untuk saling berkirim pesan secara internal.
Melalui banyak tahapan berupa perbaikan dan penambahan berbagai macam fitur sesuai kebutuhan pelanggan, maka media sosial ini mampu dilirik banyak orang. Tentu saja kompleksitas platform ini tak lepas dari penerapan strategi MVP.
6. Uber
Contoh minimum viable product yang satu ini berbentuk aplikasi perpesanan layanan taksi online melalui HP. MVP Uber diciptakan pada tahun 2009 dengan bentuk sederhana sebagai wadah penghubung antara pengguna dengan driver taksi lewat pesan teks.
Melalui strategi MVP, Uber kemudian mulai melakukan penyesuaian fitur bisnis sehingga pengguna dapat melakukan pelacakan posisi kendaraan yang dipesan. Tentunya penyesuaian fitur tersebut dilakukan secara bertahap sebagaimana konsep minimum viable product.
7. Zappos
Contoh minimum viable product yang berbentuk toko online selain Amazon adalah Zappos. Layanan online ini berawal dari Tony Hsieh yang membuat web lalu memuat berbagai foto sepatu yang diambilnya dari berbagai toko lokal.
Rancangan bisnis yang sederhana tersebut kemudian mulai dikembangkan setelah mendapatkan umpan balik dari pelanggannya. Beberapa fitur tambahan seperti gratis ongkir, kemudahan pengembalian dan beberapa fitur lain pun ditambahkan menggunakan MVP.
8. DropBox
Contoh minimum viable product selanjutnya adalah DropBox yang merupakan aplikasi penyimpanan file. Di awal kemunculannya aplikasi DropBox memiliki fitur yang sangat sederhana sekali yaitu sebagai tempat berbagi dan menyimpan file.
Kemudian dengan menggunakan teknik minimum viable product, aplikasi ini pun mulai dikembangkan dengan penambahan fitur-fitur lainnya. Yang mana semua fitur baru tersebut berasal dari saran atau gagasan yang dilontarkan pengguna DropBox.
9. FourSquare
Contoh minimum viable product yang terakhir adalah FourSquare yang merupakan web untuk jejaring sosial yang berbasis lokasi berdasarkan pelacakan HP. Aplikasi ini akan membuat pengguna melakukan kontak dengan temannya yang melakukan check ini di lokasi terbarunya.
Awalnya fitur di dalam FourSquare juga sangat sederhana. Namun berkat penerapan strategi bisnis minimum viable product, aplikasi ini pun mampu berkembang.
Frequently Asked Questions
Berikut beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan Contoh minimum viable product, yaitu:
1. Bagaimanakah tahapan pembuatan minimum viable product?
Yang pertama lakukan perumusan masalah yang ada di pasar, lantas buatlah produk yang akan menjadi solusinya. Selanjutnya luncurkan MVP rintisan baru ke pasaran dan tunggu feedback dari penggunanya. Nah dari feedback pengguna tersebut lakukan penambahan fitur baru.
2. Apa yang disebut dengan minimum viable product?
Suatu versi sederhana dari sebuah bisnis rintisan baru yang mana kemudian akan dilakukan upgrading kualitas serta kuantitas fitur di dalamnya.
3. Apa tujuan utama dari pembuatan MVP?
Tujuan utama MVP adalah memberi kesempatan bagi pemilik bisnis untuk menguji bisnis startup miliknya apakah sesuai dengan kebutuhan pasar atau tidak.
4. Sebutkan tips dalam membuat MVP!
Yang pertama mulai luncurkan rintisan bisnis meski masih memiliki fitur sederhana. Yang kedua Ambil masukan dari konsumen lantas lakukan perbaikan pada fitur yang ada. Yang ketiga, fokus hanya pada pemecahan masalah.
Penutup
Adanya beberapa contoh minimum viable product yang berhasil di pasaran adalah bukti nyata jika strategi MVP sangat membantu bisnis startup. Bahkan strategi ini akan membuka peluang terciptanya banyak inovasi bisnis baru di masa mendatang.