Public Relations (PR) adalah disiplin yang sangat relevan dalam dunia komunikasi dan bisnis saat ini. Untuk memahami dasar-dasar teori public relations dan bagaimana praktik ini diterapkan di berbagai sektor, penting untuk memiliki pengetahuan mendalam tentang teori yang mendasarinya
Artikel ini akan membahas secara detail teori public relations , meliputi konsep, asumsi, model, serta bagaimana teori ini digunakan dalam praktek.
Beberapa Teori Public Relations
Berikut beberapa teori public relations yang wajib Anda ketahui:
1. Teori Agenda Setting
Salah satu teori public relations yang penting adalah teori Agenda Setting. Teori ini pertama kali diusulkan oleh Maxwell McCombs dan Donald Shaw pada tahun 1972.
Agenda Setting menyatakan bahwa media massa memiliki kemampuan untuk mengatur agenda publik, yaitu, media memilih topik dan isu yang akan diberitakan dan oleh karena itu, mempengaruhi perhatian publik terhadap isu-isu tersebut.
Baca Juga: Public Relations (PR): Definisi, Strategi dan Peran Pentingnya
Teori ini memiliki implikasi besar dalam PR, karena berbicara tentang bagaimana organisasi dapat menggunakan media untuk mengarahkan perhatian publik ke isu-isu yang mereka anggap penting.
Dengan bekerja sama dengan media, organisasi dapat menciptakan narasi yang sesuai dengan kepentingan mereka dan memastikan bahwa isu-isu tersebut menjadi perhatian utama publik.
2. Teori Penanaman Pesan (Cultivation Theory)
Teori Penanaman Pesan, yang pertama kali diajukan oleh George Gerbner pada tahun 1967, mencakup gagasan bahwa media massa memiliki pengaruh yang signifikan dalam membentuk pandangan dunia individu.
Teori public relations ini mengatakan bahwa ketika individu terus-menerus terpapar kepada pesan tertentu melalui media, mereka akan cenderung mengadopsi pandangan tersebut sebagai pandangan dunia mereka.
Bagi PR, teori ini menyoroti pentingnya konsistensi dalam pesan dan narasi yang disampaikan kepada publik. Dalam upaya mempengaruhi pandangan dan perilaku publik, organisasi perlu memastikan bahwa pesan mereka terus-menerus muncul dan konsisten dalam media. Dengan cara ini, mereka dapat mempengaruhi pandangan publik dan membentuk persepsi positif tentang organisasi mereka.
3. Teori Hubungan Publik (Public Relations Theory)
Teori Hubungan Publik adalah kerangka kerja yang merinci konsep dasar yang mendasari praktik PR.
Teori public relations ini membahas bagaimana PR dapat digunakan untuk memahami dan membangun hubungan antara organisasi dan publiknya. Beberapa konsep kunci dalam teori ini meliputi:
- Hubungan dengan Publik: Teori ini menggarisbawahi pentingnya memahami berbagai pemangku kepentingan dan membangun hubungan yang positif dengan mereka.
- Pengelolaan Reputasi: Reputasi adalah salah satu aset yang paling berharga bagi organisasi. Teori ini membahas cara memahami, memelihara, dan memperbaiki reputasi.
- Pengaruh Publik: Bagian penting dari PR adalah mempengaruhi opini dan perilaku publik. Teori ini membahas teknik untuk mencapai tujuan ini.
- Asimetri Informasi: Teori ini mengakui bahwa dalam hubungan organisasi dengan publiknya, seringkali terdapat ketidakseimbangan informasi. PR berperan dalam mengatasi ketidakseimbangan ini dengan memastikan informasi yang akurat dan relevan disampaikan kepada publik.
4. Teori Penyebaran Inovasi (Diffusion of Innovations Theory)
Teori Penyebaran Inovasi adalah kerangka kerja yang menggambarkan cara inovasi (ide, produk, atau praktik baru) menyebar melalui masyarakat. Teori ini pertama kali diajukan oleh Everett M. Rogers pada tahun 1962.
Dalam konteks PR, teori ini memiliki implikasi besar dalam memahami bagaimana pesan atau kampanye dapat menyebar dan diterima oleh publik. Teori public relations ini mengidentifikasi kelompok-kelompok berbeda dalam penyebaran inovasi, termasuk innovator, early adopters, early majority, late majority, dan laggards.
PR dapat menggunakan teori ini untuk merencanakan strategi yang sesuai dengan masing-masing kelompok, serta untuk mengidentifikasi pemicu yang mempengaruhi adopsi inovasi oleh publik.
Model Komunikasi Public Relations
Sebuah teori dasar yang penting dalam PR adalah model komunikasi. Model komunikasi ini mendefinisikan elemen-elemen dasar dalam proses komunikasi yang melibatkan pengirim, pesan, saluran komunikasi, penerima, dan umpan balik.
Terdapat beberapa model komunikasi yang berbeda dalam PR, namun salah satu yang paling terkenal adalah model komunikasi dua arah (two-way communication).
Model komunikasi public relations (PR) dua arah menekankan pentingnya interaksi dan umpan balik dalam proses komunikasi.
Ini mengakui bahwa komunikasi bukan hanya tentang pengiriman pesan, tetapi juga tentang mendengarkan, memahami, dan merespons umpan balik dari penerima. Model ini mencerminkan pendekatan PR yang modern yang lebih terbuka, transparan, dan melibatkan publik.
1. Teori Dampak Media (Media Effects Theory)
Teori Dampak Media adalah bidang penelitian dalam PR yang mendalami bagaimana media massa mempengaruhi perilaku dan pandangan publik. Teori ini mencakup berbagai konsep, termasuk efek primer, efek sekunder, efek terbalik, dan banyak lagi.
Dalam konteks PR, pemahaman tentang teori dampak media dapat membantu organisasi merencanakan kampanye yang lebih efektif. PR dapat memanfaatkan media untuk membangun citra positif dan mempengaruhi perilaku publik.
Namun, organisasi juga harus berhati-hati terhadap kemungkinan dampak negatif dari media dan bagaimana mengelolanya.
2. Teori Konstruksi Realitas (Cultivation Theory)
Teori Konstruksi Realitas, yang pertama kali diajukan oleh George Gerbner dan Larry Gross pada tahun 1976, menggambarkan bahwa media massa berperan dalam membentuk pandangan dunia individu.
Teori public relations ini menyatakan bahwa media dapat mempengaruhi bagaimana individu memahami realitas dan membuat pandangan mereka tentang dunia.
Dalam PR, teori ini menyoroti pentingnya memahami bagaimana pesan media dapat membentuk pandangan publik tentang organisasi atau isu tertentu. PR harus bekerja secara proaktif dalam memengaruhi narasi dan memastikan bahwa pesan yang disampaikan sesuai dengan tujuan organisasi.
3. Teori Kepemimpinan Opini (Opinion Leadership Theory)
Teori Kepemimpinan Opini mengidentifikasi kelompok individu yang memiliki pengaruh signifikan dalam masyarakat. Ini mengakui bahwa tidak semua orang memiliki pengaruh yang sama dalam penyebaran pesan atau informasi.
Dalam PR, memahami teori kepemimpinan opini dapat membantu organisasi mengidentifikasi orang-orang yang dapat berperan sebagai advokat merek atau sebagai agent pengaruh dalam mempengaruhi pandangan publik. Ini memungkinkan organisasi untuk berkolaborasi dengan mereka untuk mencapai tujuan PR mereka.
4. Teori Persuasi (Persuasion Theory)
Teori Persuasi membahas proses bagaimana individu dapat dipengaruhi untuk mengubah pandangan, sikap, dan perilaku mereka. Ini melibatkan penggunaan pesan persuasif untuk mempengaruhi individu.
Dalam PR, teori persuasi digunakan untuk merancang kampanye yang efektif dalam mengubah sikap publik terhadap isu atau produk tertentu. Ini melibatkan pemahaman mendalam tentang audiens target dan penggunaan teknik persuasif yang relevan.
5. Teori Stakeholder (Stakeholder Theory)
Teori Stakeholder dalam PR menekankan pentingnya mengidentifikasi, memahami, dan berkomunikasi dengan berbagai pemangku kepentingan yang relevan. Ini mencakup pengelolaan hubungan dengan pemegang saham, karyawan, pelanggan, dan banyak lagi.
Dalam praktik PR, teori stakeholder membantu organisasi memprioritaskan hubungan dengan berbagai kelompok pemangku kepentingan dan memastikan bahwa komunikasi dan interaksi dengan mereka sesuai dengan kepentingan dan kebutuhan masing-masing kelompok.
6. Teori Perspektif Sistem (Systems Theory)
Teori Perspektif Sistem dalam PR menyoroti hubungan kompleks antara berbagai elemen dalam sistem komunikasi. Ini mengakui bahwa komunikasi adalah proses yang melibatkan banyak elemen yang saling terkait.
Dalam PR, teori ini membantu organisasi memahami cara semua elemen dalam kampanye atau program komunikasi mereka berinteraksi dan saling mempengaruhi. Ini memungkinkan mereka untuk merancang kampanye yang lebih holistik dan terkoordinasi.
Teori public relations adalah dasar-dasar yang melandasi praktik PR. Mereka membantu organisasi memahami proses komunikasi, pengaruh media, dan cara mempengaruhi pandangan publik.
Dengan memahami dan menerapkan teori public relations ini, PR dapat menjadi lebih efektif dalam mencapai tujuan mereka dalam membangun hubungan yang positif dengan berbagai pemangku kepentingan dan menciptakan citra yang baik.