Sebagai pengguna internet, Anda pasti sudah tidak asing dengan istilah e-commerce. E-commerce adalah kegiatan jual beli barang atau jasa secara elektronik melalui internet. Jika dibahas lebih lanjut ada banyak sekali jenis ecommerce termasuk di Indonesia sesuai dengan jenis transaksi dan lainnya.
E-commerce telah menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Secara sederhana, e-commerce dapat didefinisikan sebagai transaksi jual beli barang atau jasa yang dilakukan secara elektronik melalui jaringan komputer.
Baca Juga: 5 Contoh Ecommerce Terbesar di Indonesia, Mana Favoritmu?
E-commerce biasanya melibatkan transaksi data elektronik, sistem manajemen persediaan otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis. Ada beberapa keuntungan yang ditawarkan oleh e-commerce, antara lain:
- Kemudahan dan kenyamanan: Konsumen dapat berbelanja dari mana saja dan kapan saja, hanya dengan menggunakan perangkat elektronik yang terhubung ke internet.
- Harga yang lebih murah: Konsumen dapat membandingkan harga dari berbagai penjual sebelum memutuskan untuk membeli.
- Pilihan produk yang lebih banyak: Konsumen dapat menemukan berbagai macam produk dari berbagai penjual.
- Pembayaran yang lebih mudah: Konsumen dapat membayar dengan menggunakan berbagai macam metode pembayaran, seperti kartu kredit, kartu debit, dan transfer bank.
- Pengiriman yang lebih cepat: Konsumen dapat menerima barang yang dibeli dalam waktu yang lebih singkat.
Keuntungan-keuntungan tersebut telah mendorong pertumbuhan e-commerce di Indonesia. Pada tahun 2022, nilai transaksi e-commerce di Indonesia mencapai Rp413,9 triliun.
E-commerce juga memberikan manfaat bagi bisnis, antara lain:
- Memperluas pasar: E-commerce memungkinkan bisnis untuk menjangkau pasar yang lebih luas, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia.
- Meningkatkan efisiensi: E-commerce dapat membantu bisnis untuk mengurangi biaya operasional, seperti biaya sewa toko dan biaya tenaga kerja.
- Meningkatkan penjualan: E-commerce dapat meningkatkan penjualan bisnis dengan menawarkan berbagai kemudahan dan kenyamanan bagi konsumen.
Jenis Ecommerce di Indonesia
Setidaknya ada tujuh jenis ecommerce atau bentuk bisnis e-commerce dengan karakteristik berbeda:
1. Business-to-Business (B2B)
Semua pertukaran barang atau jasa elektronik antar bisnis dianggap sebagai e-commerce B2B. Produsen dan pedagang tradisional jenis ini biasanya menggunakan e-commerce.
Pertukaran Data Elektronik (EDI) dan email biasanya digunakan dalam jenis e-commerce ini untuk mengirim dan menerima penawaran bisnis, bertukar informasi, dan membeli barang dan jasa.
Electronic Data Interchange (EDI) adalah metode sistematis untuk pertukaran data secara elektronik dari satu sistem komputer ke sistem komputer lainnya dalam format standar yang telah diterima.
2. Business-to-Consumer (B2C)
B2C mengacu pada perdagangan online antara bisnis dan pelanggan. Hal ini setara dengan komponen ritel e-commerce yang biasanya dijalankan oleh perdagangan ritel konvensional. Jenis ecommerce ini bisa menyebar lebih tidak merata atau bahkan berhenti, tapi bisa juga lebih sederhana dan energik.
Karena dorongan pembuatan website dan banyaknya toko virtual bahkan mall online yang menjual berbagai macam kebutuhan masyarakat, e-commerce semacam ini berkembang sangat pesat. Sementara itu, terdapat banyak kisah sukses e-commerce yang signifikan di sektor ritel internet di negara-negara industri seperti Amerika.
Konsumen biasanya memiliki lebih banyak informasi dan harga lebih rendah dibandingkan dengan transaksi ritel tradisional, dan mereka juga menyediakan prosedur pembelian dan penjualan yang cepat hingga pengiriman.
Situs web Indonesia Bhinneka, Berrybenka, dan Tiket.com semuanya menggunakan e-commerce semacam ini. Penjual atau produsen yang serius menjalankan bisnis dan mampu mengelola situs webnya sendiri sering kali menggunakan e-commerce semacam ini.
3. Consumer-to-Consumer (C2C)
Semua pertukaran barang atau jasa elektronik antar pelanggan termasuk dalam kategori e-commerce “konsumen-ke-konsumen” (C2C). Transaksi ini biasanya dilakukan melalui perusahaan ketiga yang menawarkan platform online untuk melaksanakannya.
Tokopedia, bukalapak, dan shopee adalah beberapa website di Indonesia yang menggunakan C2C. Penjualan langsung produk melalui situs web aktif diperbolehkan.
Namun ada beberapa website seperti Blanja dan Elevenia yang menggunakan tipe C2C dan mengharuskan penjual melalui proses verifikasi terlebih dahulu.
4. Consumer-to-Business (C2B)
C2B adalah bentuk e-commerce yang sepenuhnya membalikkan proses konvensional pertukaran atau jual beli barang. E-commerce semacam ini sangat lazim dalam proyek-proyek yang melibatkan banyak sumber daya.
Sekelompok besar orang menawarkan barang atau jasanya kepada pelaku usaha yang membutuhkan barang atau jasa tersebut. Ilustrasinya adalah situs web di mana perancang web menawarkan berbagai kemungkinan logo, hanya memilih salah satu yang mereka anggap paling tepat.
Jenis ecommerce C2B ini yaitu www.istockphoto.com yang menawarkan gambar, gambar, media, dan komponen desain bebas royalti adalah platform lain yang sering memanfaatkan jenis e-commerce ini.
5. Business-to-Administration (B2A)
Jenis ecommerce B2A mengacu pada semua transaksi online antara bisnis dan lembaga pemerintah. Jenis e-commerce ini melibatkan berbagai layanan, antara lain di bidang akuntansi, jaminan sosial, ketenagakerjaan, dan pencatatan hukum.
Dengan investasi yang dilakukan melalui e-pemerintah atau organisasi pemerintah, e-commerce B2A telah berkembang akhir-akhir ini. Website sektor publik yang menggunakan B2A antara lain www.pajak.go.id dan www.bpjs-online.com.
Bisnis dapat memproses pembayaran atas layanan yang mereka terima dari administrasi pemerintahan di sana. Sebelum menerima layanan, bisnis harus menyelesaikan berbagai persyaratan; barulah proses transaksi dapat dimulai.
6. Consumer-to-Administration (C2A)
Semua transaksi elektronik antara masyarakat dan administrasi publik termasuk dalam Tipe C2A. Contoh industri yang menggunakan e-commerce semacam ini antara lain:
- Berbagi informasi, metode pembelajaran jarak jauh, dan banyak lagi semuanya terkait dengan pendidikan.
- Jamsostek: pembayaran, berbagi informasi, dan banyak lagi
- Pajak, termasuk membayar pajak dan mengajukan pengembalian.
- Kesehatan mencakup menjadwalkan janji temu, mempelajari penyakit, membayar layanan medis, dan banyak lagi.
Perbedaan antara implementasi C2A dan implementasi B2A terletak pada cara penanganan administrasi publik-individu dan administrasi publik-korporasi.
Baik jenis ecommerce B2A maupun C2A berkaitan dengan seberapa efektif dan sederhana masyarakat dilayani oleh pemerintah, dengan penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
7. Online-to-Offline (O2O)
Suatu bentuk e-commerce yang dikenal sebagai “o2o” menarik klien dari sumber online ke perusahaan fisik. O2O menempatkan pelanggan di ruang online seperti email dan iklan internet, dan kemudian menggunakan berbagai strategi dan teknologi untuk membujuk mereka keluar dari lingkungan online.
Ada beberapa aspek belanja fisik yang dapat diciptakan kembali secara digital, meskipun e-commerce telah banyak menggantikan aktivitas ritel tradisional. Meskipun basis dari jenis O2O ini adalah belanja ritel fisik, terdapat potensi integrasi di antara keduanya.
Fakta bahwa perusahaan tertentu tidak menawarkan produk untuk pembelian online tidak berarti bahwa internet tidak dapat berguna dalam industri apa pun.
Misalnya, sebuah pusat kebugaran dapat menyalurkan bisnis offline-nya secara online dengan menggunakan layanan O2O yang ditawarkan oleh bisnis seperti Groupon Inc. Sebuah pusat kebugaran tidak dapat dipasang di ruang tamu Anda.
Banyak bisnis besar dengan ekspansi pesat yang menggunakan model O2O, termasuk Airbnb dan Gojek dengan merek Go Food dan Go Mart. Kini Anda dapat mengakses toko, mengambil dan membayar barang yang telah Anda beli, bahkan mengembalikan barang tersebut jika terjadi kesalahan melalui website seperti itu.